KHUTBAH JUM'AT MEMPESONA 1
Indahnya akhlak nabi muhammad
Oleh : Muhammad Farhan
ألْحَمْدُ لِلّهِ، اَلذِي بَعَثَ رَسُـوْلَهُ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَتْمـِيْمِ مَكَارِمَ الْاَخْـلاَقِ،
اَشْـهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلاَّاللَّهُ ، وَحْدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ، وَاَشْـهَدُ
اَنَّ سَـيِّدَنَامُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ، شَـهَادَةً تُنْجِى
قَائِلَهَامِنْ عَذَابِ يَوْمِ التَّلاَقِ، اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَـحْبِهِ وَمَنْ آمَنَ بِهِ
وَاَحَـبَّهُ وَاشْـتَاقْ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : اَعُوْذُبِااللَّهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، مَنْ يُطِيْعِ
الرَّسُولَ فَقَدْ اَطَاعَ اللَّهَ، وَمَنْ تَوَلَّى فَمَاآرْسَلْناَكَ عَلَيْهِمْ
حَفِيْظَا. اَمَّابَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ
اللَّهُ، اُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَاللَّهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah
Dari mimbar yang mulya ini kami
berwasiat taqwa kepada jamaah jum`ah, dengan penuh kesadaran mari kita
laksanakan perintah-perintah Allah, kita tinggalkan larangan-laranganNya.
Dengan begitu InsyaAllah kita selamat fidunya wal akhirah amin..
Berkenaan dengan Dzikru Maulid Nabi
SAW banyak ayat-ayat Al-Qur`an yang menyebut keagungan beliau. Ayat yang paling
sarat memuji Nabi akhir zaman Muhammad SAW adalah ayat yang berbunyi:
وَاِنَّكَ
لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
"Sesungguhnya engkau (hai
Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung." (QS.al-Qalam:4)
Kata khuluq yang berarti akhlak
secara linguistik mempunyai akar kata yang sama dengan khalq yang berarti
ciptaan. Bedanya adalah kalau khalq lebih bermakna ciptaan Allah yang bersifat
lahiriah dan fisikal, maka khuluq adalah ciptaan Allah yang bersifat batiniah.
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah
Seorang sahabat pernah mengenang Nabi yang mulia SAW dengan kalimat :
كَانَ
رَسُوْلُ اللَّهِ صلّى اللّه عليه وسلم اَحْسَنَ النَّاسِ خَلْقًاوَخُلُقًا
“Bahwa Rasulullah saw adalah
manusia yang terbaik secara khalq dan khuluq”. Dengan kata lain, Nabi Muhammad
saw adalah manusia sempurna dalam segala aspek, baik lahiriyah maupun
batiniyahnya."
Kesempurnaan lahiryah beliau sering
kita dengar dari riwayat-riwayat para sahabat yang melaporkan tentang
sifat-sifat beliau. Hindun bin Abi Halah misalnya, mendeskripsikan sifat-sifat
lahiriyah Nabi SAW seperti berikut:
"Nabi Muhammad saw adalah
seorang manusia yang sangat anggun, yang wajahnya bercahaya bagaikan bulan
purnama di saat sempurnanya. Badannya tinggi sedang. Postur tubuhnya tegap.
Rambutnya ikal dan panjang yang tidak melebihi daun telinganya. Warna kulitnya
terang. Dahinya luas. Alisnya memanjang halus, bersambung dan indah. Sepotong
urat halus membelah kedua alisnya yang akan tampak timbul di saat marahnya.
Hidungnya mancung sedikit membengkok, yang di bagian atasnya berkilau cahaya.
Janggutnya lebat. Pipinya halus. Matanya hitam. Mulutnya sedang. Giginya putih
tersusun rapi. Dadanya bidang dan berbulu ringan. Lehernya putih, bersih dan
kemerah-merahan. Perutnya rata dengan dadanya. Bila berjalan, jalannya cepat
laksana orang yang turun dari atas. Bila menoleh seluruh tubuhnya menoleh.
Pandangannya lebih banyak ke arah bumi ketimbang langit dan banyak merenung.
Beliau mengiringi sahabat-sahabatnya di saat berjalan, dan beliau jugalah yang
memulai salam."
Deskripsi para sahabat Nabi tentang sifat-sifat manusia yang agung seperti
ini banyak kita temukan di dalam kitab-kitab Maulid yang lazim dibaca di tanah
air kita, seperti Barzanji, Diba`, Simthu ad-Durar dan sebagainya. Kita
dibawa hanyut oleh para perawi tentang bentuk lahiriyah Nabi SAW. Sesuatu yang
meskipun indah dan sempurna, namun tidak menjadi fokus pandangan Al-Quran terhadapnya.
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah
Lalu, apa yang menjadi fokus pandangan Al-Quran terhadap Nabi SAW?. Jawabnya adalah khuluq-nya alias akhlaknya, seperti pada ayat di atas. Apa arti akhlak? Kata Imam Ghazali, akhlak adalah wajah batiniah manusia. la bisa indah dan bisa juga buruk. Akhlak yang buruk disebut السَّـيِّئُ اَلْخُلُقُ sementara akhlak indah disebutالْحَسَـن اَلْخُلُقُ
Lalu, apa yang menjadi fokus pandangan Al-Quran terhadap Nabi SAW?. Jawabnya adalah khuluq-nya alias akhlaknya, seperti pada ayat di atas. Apa arti akhlak? Kata Imam Ghazali, akhlak adalah wajah batiniah manusia. la bisa indah dan bisa juga buruk. Akhlak yang buruk disebut السَّـيِّئُ اَلْخُلُقُ sementara akhlak indah disebutالْحَسَـن اَلْخُلُقُ
Akhlak yang baik adalah akhlak yang mampu meletakkan ‘Aqliyyah (Kejernihan
fikir), Ghadhabiyyah (Emosi/Kemarahan), Syah-waniyyah (Keinginan-keinginan
Syahwat) dan Wahmiyyah (Angan-angan) secara proporsional dalam jiwa manusia,
Serta mampu meletakkan dan menggunakan secara adil dalam dirinya. Manusia yang
berakhlak baik adalah orang yang tidak berlaku ifrath alias eksesif atau
melampau batas dalam menggunakan empat hal di atas, dan juga tidak bersifat
tafrith atau menyia-nyiakan/mengabaikannya secara total. la akan sangat adil
dan proporsional di dalam menggunakan keempat anugerah Ilahi itu.
Dengan kata lain akhlak yang baik adalah suatu keseimbangan yang sangat
adil yang dilakukan oleh seseorang ketika berhadapan dengan empat fakultasnya
di atas. la tidak ifrath di dalam menggunakan rasionalitasnya sehingga
mengabaikan wahyu, dan juga tidak tafrith sehingga menjadi bodoh. la tidak
ifrath di dalam menggunakan ghadhab atau emosinya sehingga menjadi agresor,
namun tidak juga tafrith sehingga menjadi pengecut. la tidak ifrath di dalam
syahwatnya sehingga menghambur-hamburkan nafsunya, namun juga tidak tafrith
seperti biarawan-biarawati. la mampu meletakkannya secara seimbang sehingga ia membagi
secara adil mana hak dunianya dan mana hak akheratnya. Kemampuan
itu disebut dengan al-Khuluqul hasan اَلْخُلُقُ
الْحَسَنُ
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah
Orang yang menyandang sifat ini, di kedalaman jiwanya sudah pasti memantulkan suatu bentuk yang sangat indah secara lahiriah di dalam segala aspek kehidupannya sehari-hari ; yang -seperti kata sebuah riwayat- dari pancaran wajahnya akan memantul sebuah energi yang akan mengingatkan orang kepada Allah SWT. Sedang untaian kata-katanya akan menimbulkan aura menambahkan ilmu. Pada setiap orang yang mendengarnya dari akhlak lahiriyahnya biasanya menyadarkan orang dari kelalainnya. Akhlak seperti inilah yang diuswahkan Rasulullah SAW:
Orang yang menyandang sifat ini, di kedalaman jiwanya sudah pasti memantulkan suatu bentuk yang sangat indah secara lahiriah di dalam segala aspek kehidupannya sehari-hari ; yang -seperti kata sebuah riwayat- dari pancaran wajahnya akan memantul sebuah energi yang akan mengingatkan orang kepada Allah SWT. Sedang untaian kata-katanya akan menimbulkan aura menambahkan ilmu. Pada setiap orang yang mendengarnya dari akhlak lahiriyahnya biasanya menyadarkan orang dari kelalainnya. Akhlak seperti inilah yang diuswahkan Rasulullah SAW:
لَقَدْ
كَانَ لَكُمْ فِى رَسُـوْلِ اللَّهِ أسْـوَةٌ حَسَـنَةٌلِمَنْ كَانَ
يَرْجُوْااللَّهَ وَاليَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَاللَّهَ كَثِيْرًا
"Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzab : 21) Itulah misi utama beliau SAW
اِنَّمَابُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْاَخْلاَقِ
اِنَّمَابُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْاَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus (Allah)
untuk menyempurnakan Akhlak.”
Keluhuran akhlak Nabi SAW ini adalah
cermin yang bersih dan indah yang membawa kita untuk bisa berkaca dengannya di
dalam kehidupan kita sesama manusia dalam segala lapisannya. Sebab akhlak Nabi
adalah cerminan Al-Qur`an yang sesungguhnya. Bahkan beliau sendiri adalah
Al-Qur`an hidup yang hadir di tengah-tengah ummat manusia. Membaca dan
menghayati akhlak beliau berarti membaca dan menghayati isi kandungan
Al-Qur`an. Itulah kenapa 'Aisyah sampai berkata:
كَانَ
خُلُقُهُ الْقُرْآنْ
“akhlak Nabi adalah Al-Quran.”
Akhlak alkarimah menjadi kunci keberhasilan beliau membangun bangsa dari kenistaan kearah keniscayaan. Beliau SAW menjanjikan bahwa akhlaq yang lurhurlah menjadi beratnya timbangan amal di akherat :
Akhlak alkarimah menjadi kunci keberhasilan beliau membangun bangsa dari kenistaan kearah keniscayaan. Beliau SAW menjanjikan bahwa akhlaq yang lurhurlah menjadi beratnya timbangan amal di akherat :
مَامِنْ شَيْئٍ فِي الْمِيْزَانِ اَثْقَلُ مِنْ
حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih
berat timbangannya (kelak diakherat) dari pada akhlak yang mulia.
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah
Saatnya kita mengedepankan akhlaq alkarimah diatas yang lain. Mendahulukan akhlak alkarimah diatas perbedaan. Mendahulukan akhlak alkarimah diatas kepentingan, bahkan bila perlu dahulukan akhlak karimah diatas Fiqih.
Saatnya kita mengedepankan akhlaq alkarimah diatas yang lain. Mendahulukan akhlak alkarimah diatas perbedaan. Mendahulukan akhlak alkarimah diatas kepentingan, bahkan bila perlu dahulukan akhlak karimah diatas Fiqih.
Mudah-mudahan kita semua berada
dalam kehidupan yang akhlaqi, selalu memperoleh pancaran nur akhlak manusia
mulya Muhammad SAW .. amin.
جَـعَلَنَااللَّهُ
وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ اْلآمِنِيْنَ،وَاَدْخَلَنَاوَاِيَّاكُمْ فِي
عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، فَاَسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ
هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Komentar
Posting Komentar