KHUTBAH JUM'AT MEMPESONA 2
Strategi menjagi kesehatan jasmani dan rohani
Oleh : Muhammad Farhan
أشكره على قسمه المدرار, . أشهد ان لا
اله الا الله وحده لا شريك له. واشهد ان سيدنا محمدا عبده و رسوله النبي المختار.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله الأطهار وأصحابه الأخيار وسلم تسليما كثيرا. أما
بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون. وقال الله تعالى
: قالوا سبحانك لاَ علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم
Alhamdulillah segala puji dan syukur
kita panjatkan kepada Allah swt Tuhan semesta alam, pemberi nikmat sehat dan
iman dan Islam. shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw
keluarganya, para sahabat dan para pengikut setianya. Marilah kita bersama-sama
meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. sungguh hanya dengan taqwalah
kita dapat mengisi kehidupan ini dengan lebih bermanfaat dan bernilai.
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’ah
Rahimakumullah
Abdullah bin Mubarak pernah
bercerita bahwasannya ada seorang bijak, cerdik cendekia yang mengumpulkan
empat puluh ribu hadits pilihan. Kemudian memilah dari empat puluh ribu hadits
itu menjadi empat ribu hadits. Dan dari empat ribu hadits itu dipilihlah empat
ratus hadits yang ditakhrijnya. Dan dari empat ratus itu disaring menjadi empat
puluh hadits. Dan dari empat puluh itu disarikan menjadi empat kalimat berikut
ini, yaitu:
Pertama,
( لَا
تَثِقَنَّ بِامرَأَة عَلَى كُلِّ حَال ) janganlah terlalu percaya kepada wanita pada segala hal.
Artinya janganlah terlalu merasa tenang menyerahkan urusan seratus persen
kepada perempuan. Baiknya seorang kita selalu mengantisipasi apapun yang
dilakukan wanita. Bila demikian tidaklah hanya kepada perempuan seseorang
mengantisipasi urusan-urusannya. Tetapi kepada siapapun harus tetap waspada.
Karena itu jika mempercayakan sesuatu hendaklah mempercayakannya kepada lebih
dari seseorang agar ada kontrol diantara mereka.
Kedua, (لَا تَغْتَرَنَّ بِاْلمَالِ عَلَى كُلِّ حَال) janganlah
tertipu dengan harta. Memang Harta itu bisa diumpamakan seperti api.
Ketika masih kecil sangat menawan, tetapi bila besar malah menghawatirkan, dia
bisa menghanguskan apapun yang ada disekitarnya. Begitu pula harta
berhati-hatilah dengan harta. Seringkali orang merasa aman ketika disakunya ada
uang, padahal tidak demikian. justru uang itulah yang memanggil kecelakaan.
Baik kecelakaan secara dhahir maupun secara bathin.
Perhiasan yang megah yang ada ditangan
maupun di jari-jari juga dileher sering memanggil-manggil kejahatan. Begitu
pula kecelakaan bathin, karena ada uang seseorang bisa mampir ketempat-tempat
makshiyat yang tidak mungkin dikunjungi ketika tidak punya uang. Nah khatib
hanya mengingatkan siapakah mereka yang sekarang lagi kebingungan
menyembunyikan uangnya dari kejaran pemerintah dan para pengusaha hitam kelas
kakap? Pastilah orang yang memiliki banyak harta.
Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah
Ketiga, ( لَاتَحْمِلْ مَعِدَّتَكَ مَالَاتُطِيْقُهُ ) janganlah membebani perut dengan
muatan yang diluar kemampuannya. Secara ilmu kesehatan
hal ini akan mengakibatkan datangnya berbagai penyakit. Karena segala unsur
yang berbahaya di dunia ini bisa mengancam diri manusia, ketika sesuatu itu
masuk kedaam tubuh manusia melalui mulut dan mampir ke dalam perut. Itulah awal
mula segala penyakit. Sebagaimana sabda Rasulullah saw أَصْلُ كُلِّ دَاء الْبَرَدَةُ Bahwa sumber segala penyakit adalah
buruknya pencernaan.
Mengenai kesehatan pencernaan ini
Rasulullah saw peernah bersabda dalam hadits yang diceritakan oleh sahabat
anas:
عن أنس وابن
السنى وابو نعيم عن علي وعن ابن سعيد وعن الزهري أَصْلُ كُلِّ دَاءٍ مُتَعَلِّقٍ
بِالْمَعِدَّةِ التُّخْمَةُ وَهِيَ اِدْخَالُ الطَّعَامِ عَلَى الطَّعامِ وَكَذَا
شُرْبُ الْمَاِء عَقْبَ الطَّعَامِ اوْ بَيْنَ الطَّعَامِ قَبْلَ هَضْمِ الأول
Bahwasannya sumber segala penyakit
yang berhubungan dengan perut adalah at-tuhmah, yaitu memasukkan makanan terus
menerus.
Begitu juga menenggak minum setelah makan atau ditengan makan sebelum makanan
pertana dicerna.
Baiknya juga diperhatikan bahwa
memakan sesuatu dengan berlebihan itu menandakan nafsu yang besar. Sedangkan
nafsu itu sendiri haruslah dikendalikan agar hidup bisa sejahtera.
Keempat, ( لَاتَجْمَعْ
مِنَ الْعِلْمِ مَا لَايَنْفَعُكَ
) jangan mengumpulkan ilmu apapun yang tidak bermanfaat.
Kalimat terkhir ini bila difahami dengan seksama maka akan berarti jangan
sampai seseorang memiliki ilmu yang tidak bermanfaat. Jangan sampai ada ilmu
yang tidak diamalkan. Karenya semua ilmu baiknya harus diamalkan. Walaupun ilmu
itu hanya sedikit. Demikianlah hubungan ilmu dan manfaat, keduanya tidak bisa
dipisahkan bila ingin kesempurnaan.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Seorang lelaki pernah berkata kepada
Abu Hurairah “aku ingin mempelajari ilmu, tetapi aku takut
menyia-nyiakannya” kemudian Abu Hurairah menjawab “cukuplah kamu
meninggalkan ilmu itu termasuk menyia-nyiakan ilmu”.
Karena itulah seseorang harus
berhati-hati memahami riya’, seringkali seseorang sengaja meninggalkan amal
(ilmunya jadi tidak bermanfat) karena Syaithan membisiki dalam telinganya “Janganlah
engkau beramal di depan orang lain, jika saja engkau melakukan sesuatu pastilah
itu tidak karena Allah, karena itu berhentilah sekalian. Jangan lakukan
sesuatu, itu lebih baik.”
Mengertilah bahwa beramal demi Allah
dengan tulus ikhlas itu sungguh amat susahnya. Karena itu, tetaplah beramal
walaupun amal itu masih bercampur riya. Anggap saja itu sebagai latihan. Dan
jangan pernah menggugurkan amal karena riya karena itulah hakikat riya’ sejati.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ
اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ
وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ
اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ
اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Komentar
Posting Komentar